09 Maret 2009

Rencana Terpadu Wisata Flores

Oleh Frans Obon

ADA usulan menarik ketika Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Manggarai Barat, Rafael Arhat berdiskusi di aula Bung Karno Penerbit Nusa Indah, Sabtu (29/11).

Ini untuk pertama kalinya Harian Flores Pos mengundang Kepala Bappeda untuk membahas secara khusus perencanaan pembangunan di sebuah daerah. Dalam diskusi itu ditegaskan oleh Ketua Bappeda Manggarai Barat bahwa paparan pembangunan Manggarai Barat dalam diskusi tersebut hanyalah sebuah locus dalam konteks perencanaan.


Usulan menarik itu datang dari Direktur Flores Institute for Resources Development (FIRD) Roni So. Manggarai Barat sebagai pintu barat Pulau Flores dalam pengelolaan wisata harus memberi citra pada pembangunan wisata Flores.

Di Labuan Bajo, pada pintu-pintu masuk dipasang papan: Selamat Datang di Flores. Bukan selamat datang di Manggarai Barat atau di Labuan Bajo. Papan itu akan menunjukkan bahwa pengelolaan wisata Flores tidak dilakukan secara parsial. Ketua Bappeda Rafael Arhat setuju dengan usulan itu. Sebagai Ketua Forum Pariwisata Manggarai Barat dia melihat usulan ini menarik. Karena Manggarai Barat mempromosikan objek wisatanya dengan “West Flores: Komodo & So Much More”.

Dari diskusi itu tereksplisit adanya rekomendasi untuk membangun wisata di Flores secara terpadu. Dalam kasus Manggarai Barat, meningkatnya kunjungan wisatawan di wilayah itu dan objek kunjungan tidak hanya komodo seharusnya membuka mata masyarakat untuk menyuplai kebutuhan wisatawan.

Selama ini sayur-sayuran dan buah-buahan dipasok dari Bima, Nusa Tenggara Barat dan Makassar, Sulawesi Selatan. Mestinya itu disuplai oleh masyarakat Manggarai Barat atau masyarakat Flores sendiri, sehingga masyarakat di sinilah yang mendapatkan keuntungan dari objek wisata.

Sesungguhnya Flores amat kaya dengan objek wisata baik wisata alam, budaya, dan religius. Semua itu belum dikemas dan dijual secara terpadu. Rafael Arhat menggunakan analogi sapu lidi untuk menggambarkan hal ini. Jika sembilan kabupaten di Flores membuat perencanaan terpadu dalam mengelola wisata, maka sinergitas yang luar biasa ini akan dapat memberikan keuntungan bagi wilayah ini.

Daya tawar pemerintah daerah di Flores dan Lembata di tingkat nasional juga akan jauh lebih kuat karena ada sembilan bupati dan sembilan ketua DPRD bergabung dalam satu forum.

Untuk memudahkan perencanaan terpadu itu, maka perlu dibentuk forum pariwisata di setiap kabupaten. Forum inilah yang akan bersama-sama membahas pengelolaan potensi wisata di Flores. Objek wisata yang begitu kaya di Flores akan dikembangkan maksimal sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat.

Flores Bentara Wisata
4 Desember 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar